Emotional Intelligence
Perasaan yang muncul pada setiap anak pastilah berasal dari pengalamannya berinteraksi, apakah itu berinteraksi dengan anggota keluarga atau teman-teman sebaya. Perasaan yang nyaman yang dirasakan oleh anak mendorong ia berfikir positif tentang orang-orang disekitarnya dan lingkungannya.
Menumbuhkan rasa percaya diri, aman dan cinta terhadap orang di sekitar dan kepada lingkungannya. Namun dalam pengalaman interaksi, tak selamanya anak memiliki perasaan yang nyaman, mungkin saja jika tidak dirumah, dilingkungan sekolah anak pernah merasakan pengalaman yang membuat ia tidak nyaman seperti kesal dan marah atau perasaan negative lainnya, hal ini tidak dapat kita hindari dalam interaksi.
Sedangkan perasaan negative ini pun akan membangun persepsi negative anak terhadap dirinya sendiri, terhadap orang-orang disekitar dan kepada lingkungannya, misalkan rasa tidak percaya diri, dengki, dendam dansebagainya jika kita tidak segera menetralkan perasaannya.
Lalu bagaimana cara penanggulanggannya ?
Bisa dengan cara berikut yaitu :
1. Mengakui atau menghargai perasaan anak
2. Berbicara dengan anak (ngobrol) untuk menggali perasaan anak atau pengalaman anak saat interaksi dihari itu, maksimal sebelum anak tidur, agar jika ada pengalaman buruk berkaitan dengan perasaannya dapat segera dinetralkan oleh orangtua dan tidak sampai masuk ke alam bawah sadar saat anak tidur.
3. Berdoa kepada Allah agar Allah selalu menjaga perasaan anak sehingga berdampak baik pada karakter anak (bukankah Allah sebaik-baik penjaga ? )
Bagaimana cara mengakui atau menghargai perasaan anak ?
Peka terhadap perasaan mereka, sebut atau namai kemungkinan perasaan mereka, contohnya : “adik sedang marah yah?”
Lalu dengarkan mereka 100% dalam mengungkapkan perasaannya, tatap matanya dengan tatapan datar atau sayang. (berikan perhatian dan pengakuan)
TK KHALIFAH: TK Islam di Jakarta, Bekasi dan Depok